Bertemu Tim Jejak Petualang


Senin, 1 Febuari Saya mendapat kesempatan bertemu Tim Jejak petualang Trans 7, mereka baru saja kembali dari Flores, Pulau Komodo, Tambora, Rinjani, dan Alas Purwo.
Sambil makan durian di kawasan Dinoyo Kota Malang, kita ngobrol bareng tentang pengalaman lapangan mereka membuat film documenter, dan boleh dibilang kegiatan mereka memiliki nilai Ilmiah berkualitas tinggi yang mampu memberi inspirasi kepada masyarakat Indonesia untuk melakukan penelitian tentang satwa dan lingkungan.


Program Jejak Petualang versi survival yang sudah berjalan selama 7 bulan memiliki content yang mampu memberikan daya tarik tersendiri, bahkan program turunannya seperti Bocah Petualang, Mancing Mania, Jejak Si Gundul dan program edukasi outdoor lainnya sangat digemari masyarakat sekaligus menjadi trend center untuk program unggulan.

Program survival ini menurut Fauzan “ memberi informasi kepada masyarakat tentang cara bertahan hidup di hutan atau alam liar, seperti tumbuhan apa saja yang bisa dikonsumsi oleh manusia, identifikasi khusus jenis-jenis flora mulai pengenalan nama local hingga nama latin, dan penagangan akibat serangan binatang liar, seperti strategi menghadapi kalajeasi ngking atau ular berbisa. Sebenarnya program survival ini memiliki content materi 70 persen untuk edukasi dan 30 persen untuk informasi tentang potensi wisata Indonesia, semua yang kita expose adalah jenis flora dan fauna endemic Indonesia, ini bukti nyata kepedulian kita untuk mengenalkan kepada masyarakat dan dunia bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang spektakuler mulai Sabang sampai Merauke, dan untuk menjaga kualitas informasi kita sebagai tim selalu melibatkan ahli biologi, tim medis, penduduk local dan staf Taman Nasional untuk proses pengambilan gambar sehingga film documenter yang disajikan memiliki nilai Ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan”, jelas Asisten Produser Jejak Petualang ini.

Lebih lanjut Fauzan berpesan bahwa,” setelah melihat tayangan Program Jejak Petualang, kita pantas berbangga sebagai warga Indonesia karena memiliki keaneka ragaman hayati yang tidak kalah dengan negara – negara lain, namun rasa bangga itu harus diwujudkan dengan sikap kepedulian yang tinggi untuk menjaga dan melestarikan flora dan fauna serta beragam ekosistem lainnya yang kita miliki.

Mereka bekerja secara tim, terdiri dari 2 Cameraman, 1 Produser dan 1 Host. Herna Hadi Prasetyo atau yang akrab disapa Herna bertugas sebagai Host, biasanya Ia yang menjelaskan sekaligus mempraktekkan bagaimana cara mengantisipasi serangan binatang liar tanpa harus membunuhnya, sempat Ia memperagakan kepada Saya bagaimana cara mengantisipasi serangan kalajengking dan ular jenis viper, menurutnya” kalajengking adalah hewan yang akan menyerang manusia jika posisinya terancam, seperti terinjak atau tertekan, dan cara memegangnya pun cukup dengan menjapit sengatnya pada bagian belakang dengan jari atau batang kayu, usahakan untuk tidak membunuhnya”, jelasnya.


Herna sang Host






Itulah sekilas pertemuan Saya dengan tim Jejak Petualang Trans 7, keberanian menyatu dalam jiwa petualang mereka, banyak manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat Indonesia terutama program televisi yang bersifat edukatif dan ilmiah, diramu dengan gaya informal namun berkualitas dan ringan mudah dimengerti oleh semua kalangan.

Hal menarik yang dapat Saya rasakan adalah semangat mereka untuk terlibat menjaga kelestarian alam dan misinya yang mulia untuk mengenalkan berbagai bentuk keanekaragaman hayati, karena tidak banyak masyarakat yang mengetahui beragam jenis flora dan fauna yang dimiliki Indonesia. Kekayaan alam dengan potensi keanekaragaman hayati yang kita miliki adalah anugerah yang telah Allah berikan maka kita wajib menjaganya, dan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, maka mulai detik ini tanamkan dalam diri kita untuk terlibat aktif menjaga kelestarian alam.

Bagaimanapun juga Allah menciptakan manusia hidup berdampingan dengan alam, ada ketergantungan yang tinggi antara manusia dengan makhluk hidup lainnya sebagai ciptaan Allah SWT, sehingga menjaga kelestarian flora dan fauna menjadi keharusan manusia, membunuh satwa yang dilindungi dengan alasan hobi, mengeksploitasi alam secara berlebihan tanpa menjaga keseimbangannya dengan alasan ekonomi adalah perbuatan yang kontra produktif dengan kegiatan pelestarian lingkungan.
Dengan kata lain, kelangsungan hidup manusia sangat tergantung pada sikap dan perilakunya terhadap alam.

ALLAH SWT BERFIRMAN :
“Dan Kami Telah Menghamparkan Bumi Dan Menjadikan Padanya Gunung-Gunung Dan Kami Tumbuhkan Padanya Segala Sesuatu Menurut Ukuran. Dan Kami Telah Menjadikan Untukmu Di Bumi Keperluan-Keperluan Hidup, Dan (Kami Menciptakannya Pula) Makhluk-Makhluk Yang Kamu Sekali-Kali Bukan Pemberi Rezeki Kepadanya
(Qs. 15 : 19-20)



0 komentar: