Secara prinsip menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab seluruh umat manusia, bukan hanya Negara sebagai institusi formal tetapi masyarakat dan perusahaan juga memiliki tanggung jawab penuh untuk peduli terhadap alam. “Membangun kesadaran lingkungan adalah langkah yang cukup strategis, namun perlu keterlibatan synergis antara Pemerintah, Corporate (Perusahaan) dan masyarakat supaya kepedulian terhadap pelestarian alam dalam terlaksanan secara massif”, ungkap Bambang membuka diskusi.
Praktisi lingkungan yang telah berkunjung di beberapa Negara Eropa ini menambahkan “ kesadaran lingkungan bisa dimulai dari proses sederhana supaya dapat dilaksanakan secara bertahap oleh masyarakat, seperti membiasakan untuk memisah sampah organic dan anorganic, menanam pohon disekitar lingkungan rumah atau memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis. Banyak hal yang bisa kita lakukan, namun untuk membangun kesadaran masyarakat yang lebih stabil dibutuhkan inisiator di setiap lini lingkungan masyarakat untuk menciptakan kegiatan-kegiatan kolektif yang sederhana namun penuh makna dan berkesinambungan. Prioritas kegiatan yang harus segera dilakukan adalah penghijauan, Survey Forest Watch Indonesia (FWI) dan Global Forest Watch (GFW) pada tahun 2001 menyatakan bahwa 50 tahun lalu Indonesia masih memiliki hutan yang melimpah. Pohon-pohonnya menutupi 80 - 95 % dari luas lahan total (www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com), bayangkan berapa kerugian yang harus dialami bangsa Indonesia, kehilangan akan beragamnya ekosistem, satwa, tumbuh-tumbuhan dan hutan sebagai benteng ekologi dan sumber ilmu pengetahuan, karena itu gerakan penghijauan menjadi prioritas utama harus dilakukan secara kolektif ”, ujar guru besar Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Lebih jauh Bambang menjelaskan, “Selain masyarakat, corporate (perusahaan) juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan, CSR (Corporate Social Responsibility) adalah sebuah konsep yang harus dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap lingkungan sosial sekitar dimana perusahaan itu beroperasi.
Realisasi CSR itu bermacam-macam, seperti pemberian bantuan bagi korban bencana alam, beasiswa bagi pelajar berprestasi, training kewirausahaan bagi masyarakat dan pelaksanaan program penghijauan. Secara teknis CSR merupakan konsep ideal untuk menciptakan perusahaan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan profit melainkan perusahaan dengan konsekuensi sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Sehingga melalui konsep CSR perusahaan dapat meningkatkan kepekaan lingkungannya untuk terlibat aktiv dalam program penghijauan”. terangnya.
Membangun pemahaman tentang kepedulian lingkungan perusahaan memang bukan pekerjaan yang mudah, membutuhkan proses panjang, namun Bambang optimis bahwa perusaahaan dapat melaksanakannya secara optimal, “ ada contoh yang dapat kita jadikan sebagai miniatur analisa, yaitu beberapa perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, mereka memiliki performance yang baik dan berkualitas dari sisi bisnis namun terdepan dalam menciptakan produk ramah lingkungan : 3M Corporation – USA, Printing Firm – Norway, Química y Textiles Proquindus – Peru, Cerveceria Suramericana S.A. – Ecuador, Plastigama S.A. – Ecuador adalah contoh perusahaan yang mampu menampilkan keseimbangan antara keuntungan profit dan komitmen menjaga pelestarian lingkungan” jelas Bambang.
“Sebenarnya banyak aktivitas yang bisa kita lakukan bersama untuk menyelamatkan lingkungan, namun Pemerintah harus mampu memberi keteladanan yang optimal dalam menjaga kelestarian alam, sehingga mampu menggugah masyarakat dan perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan secara massif, dan untuk mewujudkan kepedulian tersebut kita bisa memulainya dari lingkungan kelurga terlebih dahulu, mudah sederhana namun strategis”, pesannya sambil menutup wawancara.
0 komentar:
Posting Komentar